blank

Pertanyaan
Bagaimana asal mulanya ada tradisi mudik? Mengapa orang-orang pada mudik Cak, apakah ini tradisi lama apakah ini tradisi baru-baru saja?

Cak Nun Menanggapi
Kita mengenal Inna Lillahi wa inna ilayhi raji’un, ada mekanisme melingkar, dari Allah ke Allah itu perjalanan melingkar dan disebut kembali, maju tetapi kembali, ke depan tetapi kembali. Dari Yogya kembali ke Yogya itu tidak bisa lurus tetapi muter baru sampai ke Yogya lagi. Itulah gambaran innalillah. Orang itu maju ke mana saja pada akhirnya ia akan sampai kembali ke tempat semula. Kembali ke tempat semula ini ada ke level rohani, ada pada level dzat, ada pada level budaya, nanti ada pada level materi. Orang mudik itu karena sebenarnya ia punya naluri untuk kembali ke asal usulnya. Pertama mungkin yang paling kasar kampung halaman. Yang kedua sanak famili- nasab. Ketiga, nuansa budaya yang membesarkan dia waktu kecil-dia ingin ketemu kembali.

Seandainya tidak ada urbanisasi besar-besaran sebenarnya mudik tidak ruwet. Yang menjadi ruwet karena ada proses panjang di mana negara ini uangnya menggumpal di suatu daerah sehingga dari seluruh daerah ke Jakarta karena uang di Jakarta sekitar 86 persen dari semua omset rupiah. Maka semua mengajar Jakarta sehingga ketika mudik menjadi masalah. Pada saat itu lah kita melihat masalah itu sebagai masalah besar terutama di bidang transportasi yang berbahaya dan kemudian yang kita salahkan yang mudik.

Yang menjadi masalah adalah belum ada negara yang mampu menata rakyatnya di tempatnya masing-masing. Mudik tidak bisa disalahkan karena mereka kangen sama keluarganya, mereka silaturahmi dan itu sangat baik. Dan kalau mereka ke mall-mall beli barang macem-macem, memangnya siapa yang tidak mengajari rakyat untuk tidak hedonis dan materialistis? Siapa yang mengajari mereka untuk tidak hedonis? Ulama kita siapa? Tidak ada, ulama kita kan tayangan hiburan. Yang menjadi fatwa kita setiap hari kan pelawak, itupun pelawak-pelawak yang hidup mewah. Dan pemandangan-pemandangan di televisi juga mewah, anggota DPR juga mewah-mewah. Jika kita melihat mudik ada sisi negatifnya maka mari kita lihat bersekala waktu dan global.

Pertanyaan
Untuk mengarahkan masyarkat agar lebih rohani kira-kira bagaimana?

Cak Nun Menanggapi
Yang membikin mall siapa, yang membikin plaza-plaza siapa kan itu atas izin walikota juga? Dibikin mall itu tujuannya apa, supaya orang pada beli. Semakin berjubel itu mall maka semakin berhasil yang membikin mall. Jika ada saran agar mall tidak berjubel berarti ada saran untuk tidak membikin mall. Contoh lain, dokter ada supaya mengobati orang sakit, maka semakin banyak orang sakit semakin baik bagi dokter. Harus ada ekstra kearifan untuk memahami teman-teman kita yang mudik itu. Ada yang pakai motor dari Jakarta sak anak bojone ditumpuk, itukan ya luar biasa. Seandainya tidak ada penggumpalan ekonomi di Jakarta itu (mudik) tidak akan terjadi. (Muhajir Arrosyid).

Sumber: Youtube, Cak Nun TVRI Jogjakarta tradisi pulang kampung (mudik)