blank

Catatan tentang Gambang Syafaat, 25 September 2023

Berbicara tentang silogisme, pasti secara umum sudah banyak yang paham tentang kata itu, hematnya silogisme adalah penarikan kesimpulan, silogisme sendiri berasal dari kata Yunani yaitu sylogismos yang berarti kesimpulan. Sebenarnya terdapat beberapa jenis silogisme jika ingin mendalami kata ini, tapi agar lebih efektif saya utarakan begini, terdapat premis mayor: Semua burung adalah hewan bersayap, kemudian premis minornya: Beberapa hewan bersayap tidak bisa terbang, kemudian kesimpulannya adalah beberapa burung tidak bisa terbang.
Lalu poin berikutnya adalah otokritik, simpelnya otokritik adalah kritikan untuk diri sendiri. Mungkin teman-teman maiyah sering merasakannya setelah ikut maiyahan atau sekedar menonton videonya Mbah Nun pasti akan merasa tertampar dan segera mengevaluasi diri tentang yang sudah dilakukan dan yang akan datang, memperbaiki kuda-kuda kesadaran tentang berbagai kehidupan dan lain sebagainya.
Kata yang sering kita tangkap dalam sebuah obrolan selalu mengandung gradual yang banyak juga, seperti kata sedih dalam curhatan sebuah chat whatsapp, mungkin akan sangat bias ditangkap oleh si penerima, walaupun kadang sudah dijelaskan konteks dan alasan-alasan yang mendasarinya. Sedih dalam presisi orang yang sedang curhat mungkin sebenarnya lebih kompleks dari obrolan tersebut,. Jika ditarik lebih jauh lagi, jargon-jargon yang sekarang pun akan sangat banyak gradual dan tingkat kompleksitasnya, seperti jargon tahun emas Indonesia 2045, tepat seratus tahun Indonesia merdeka dll. Akan sangat rumit jika tidak ada arah yang jelas dan kongkrit dalam rasionalitas pelaksanaanya.
Kembali lagi berbicara tentang silogisme, terdapat sebuah jenis silogisme yaitu silogisme hepatitis, hematnya silogisme hepatitis seperti contoh berikut, premis mayor: Jika hari cerah, maka kita akan mendaki ke gunung, premis minor: Hari ini cerah, kesimpulannya kami pergi ke gunung. Maiyah sendiri dalam pengalaman saya mempunyai silogisme hepatitis Premis mayor: Jika sedang lelah batin dalam bekerja, maka saya akan ke maiyah, premis minor: sekarang sedang lelah batin, kesimpulannya adalah saya akan pergi ke maiyah.

Sebuah silogisme sederhana dari maiyah yang membuat lubang-lubang batin ini terisi oleh suasana maiyah itu sendiri. Dari hal itu kemudian membuat kesimpulan yang harapannya dapat memperbaiki kuda-kuda kesadaran agar tetap stabil menghadapi segala kompleksitas kehidupan. Karena jarak kata dan makna kadang bias dalam beberapa hal, mungkin kata otokritik adalah kata yang cukup presisi dalam menggambarkan kritik terhadap diri sendiri, yang kemudian dari kritik itu dijadikan bahan bakar untuk kebermanfaatan yang lebih banyak dan luas.
Membahas otokritik diri dari maiyah memang tak ada habisnya, saya sempat iseng dan meneliti dengan kualitatif dari temen-temen maiyah disekitar saya,. Maiyah yang cukup sering menyuguhkan daging-daging ilmu pengetahuan seringkali dijadikan pijakan dalam mengambil keputusan dari teman-teman saya, seperti pengambilan keputusan dari kelompok divisi di pekerjaannya yang selalu bertentangan dengan kebenaranya masing-masing, teman saya yang sebagai pemimpin harus bijak dalam mengelola kebenaran-kebenaran yang didapat, jadi konklusinya pengambilan keputusannya harus seimbang dan dicari yang lebih banyak manfaatnya. Dalam kasus tersebut teman saya terinspirasi dari Mbah Nun dalam tiga kebenaran, yaitu benarnya diri sendiri, benarnya orang banyak lalu kebenaran yang sejati.

Kemudian kaitannya dengan Gambang Syafaat edisi September 2023, otokritik yang saya dapatkan agak berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya, kritik terhadap diri saya tertampar dari teman-teman penggiat yang dengan ikhlas dan bergembira menyelenggarakan rutinan bulan September ini. Saya teringat cerita bagaimana komunal semut menjalankan sebuah koloninya, mereka tau apa yang harus dikerjakan dengan minim instruksi, antar individu dari semut paham apa yang harus dikerjakan, seperti mengangkut makanan sampai ada yang bertugas untuk mengamankan koloninya. Begitu juga dengan teman-teman penggiat yang dengan keotentikannya mampu bekerja sesuai dengan keahliannya, dan tidak sedikit juga yang banyak membantu diluar job desk nya. Sebuh kritik terhadap diri jika harus otentik dan menemukan diri sendiri, kemudian jika sudah selesai dengan diri sendiri mampu bermanfaat bagi banyak orang sebanyak-banyaknya sesuai dengan jangkauan tangan kita sendiri.