blank

Alkisah dua orang yang terdiri dari orang desa dan orang kota melakukan ‘tukar nasib’. Orang kota yang terbiasa jeng-jeng di mall, di pusat perbelanjaan, resto modern, untuk beberapa saat hidup di sebuah desa. Orang desa, yang kesehariaanya ke sawah, makan dari hasil produksinya sendiri, mandi di kali yang bening, untuk beberapa saat ‘migrasi’ ke kota. Ada dua kemungkinan yang akan terjadi, yang pertama masing2 orang akan ‘terperanjat kaget’ dengan keadaan yang tidak biasa mereka temukan, sehingga terjadi penolakan dan ingin kembali ke kehidupan yang sehari-hari mereka lakukan. Artinya, orang desa tidak betah di kota dan sebaliknya orang kota tidak betah di desa. Dan, kemungkinan kedua adalah karena rasa bosan dan jiwa ingin merasakan pengalaman yang baru, kedua orang yang tukar nasib tadi seperti menemukan surga.

Bagi orang desa, mall, bioskop adalah kemewahan dan sesuatu yang bisa jadi diidam-idamkan, bagi orang kota, angin sepoi, pematang sawah, sungai jernih mungkin merupakan keadaan yang dirindukan.

Surga adalah kenikmatan, adalah sesuatu yang didambakan, adalah kondisi yang ingin dicapai. Dimensi kenikmatan setiap orang bisa jadi berbeda-beda. Ada sebagian orang menekankan pada terpuaskannya seks, ada yang menjadikan capaian kepemilikan adalah puncak kenikmatan, dan ada pula yang melibatkan sisi batiniah dalam merasakan kenikmatan. Jika surga adalah dambaan setiap orang, dan apabila surga adalah kenikmatan setiap orang, maka surga harus merupakan layanan one stop service dengan menu yang lengkap tanpa kecuali.

Dan ini masalahnya, bagiku surgaku, bagimu surgamu. Setiap orang tidak selalu sama model surga impiannya. Maka kalau ada orang yang mengaku bisa menjamin anda masuk surga, kalau ada orang yang merasa punya otoritas sebagai pemegang kunci surga, pastikan dulu bahwa surga yang ditawarkan, memang surga yang kita rindukan. Dan jika Anda kemudian merasa sreg, lalu menyerahkan diri Anda sepenuhnya untuk dituntun oleh agen surga yang datang kepada Anda serta yakin bahwa surga Anda telah terjamin, berhati-hatilah, jangan-jangan Anda terjebak dan hanya dijadikan komoditas. Dan jika nanti Anda memang masuk surga, tidak berarti Anda memilih agen surga yang benar, bisa jadi Tuhan membayarnya karena Anda adalah orang yang ikhlas dibodohi.

Jadi, masih percayakah ada agen surga? Cukup pening bukan?