blank

IMG-20160417-WA0000Trend masa kini
Hari-hari ini, kita mengenal istilah baru yang bernama selfie. Entah kapan mulainya  kebiasaan selfie ini, yang jelas, di era media sosial sekarang, selfie menemukan panggungnya. Aneh-aneh gaya selfie, sangat beranekaragam. Selfie merupakan ajang untuk mengenalkan diri, memperlihatkan ‘potret diri’. Bisa jadi ‘potret diri’ yang  dibangun dengan selfie-selfian itu ‘potret diri’ bohongan. Hanya pencitraan belaka. Tapi jika selfie-selfiannya memang hal yang melekat pada diri orang yang Selfi, tentu potret diri yang terbangun adalah diri sebenarnya. Jadi Selfi itu bisa usaha mempublikasikan, bisa hanya kegiatan mencitrakan.

Yang Maha Selfie?
“Aku adalah perbendaharaan tersembunyi, dan Aku ingin dikenal”. Demikian bunyi sebuah hadist qudsi. Jangan-jangan, Selfi-selfian yang sedang trend, adalah ayat untuk kita tadabburi. Kita lupa bahwa ada Yang Harus kita kenal, yang hari hari ini justru tidak dikenal, semakin diacuhkan. Kita menyerobot ‘maqom’ Tuhan dengan trend selfie, yakni maqom ingin dikenal. Keasyikan menampil-nampilkan hal yang remeh temeh, membuat lupa misi seorang khalifah, yakni memancarkan sifat-sifatNya.

Logika Cermin
Anggap saja kita sedang meruhanikan trend Selfi. Kalo kita bercermin, ada tiga tema; satu kita, dua cermin, tiga bayangan kita di cermin. Kualitas bayangan di cermin ditentukan oleh tingkat kebersihan/kinclong cermin. Semakin bersih tentu bayangan semakin jelas. Nah, ritual-ritual keagamaan, riyadah yang kita lakukan adalah dalam rangka membersihkan cermin. Harapannya tentu agar di cermin, bayanganNya tidak blawur. Lalu bagaimana kita mengetahui bahwa bayanganNya tidak blawur, jalannya adalah kita mengujinya dengan berinteraksi dengan orang lain. Semakin banyak kita bertemu orang dan orang yang kita temui senang, itu adalah indikator bahwa cerminnya bersih, dan bayanganNya terpancarkan dan ditangkap oleh orang-orang disekitar kita.

Gambang Syafaat edisi April mencoba mentadabburi sebuah ayat yang bernama ‘Selfie’. Dengan harapan, bahwa trend Selfi bisa diruhanikan melalui logika cermin.