blank

Saya sangat mensyukuri betapa dahsyatnya perjalanan Maiyah dan Mbah Nun yang sekarang sudah berusia 70 tahun, dengan nama lengkap Muhamad Ainun Nadjib (Emha Ainun Nadjib). Kita sebagai anak cucu Maiyah sangat bersyukur bisa banyak belajar secara holistik tentang kehidupan, tidak hanya keagamaan, tapi secara sosial, politik, dan kebudayaan bisa disampaikan secara lugas dan mendalam.

Perubahan zaman yang kita alami tidak bisa hanya bertendensi pada satu pijakan ilmu dan satu alternatif solusi, tapi kita bisa belajar dari Simbah bahwa hidup ini adalah getaran yang mengalir. Meminjam kalimatnya Mas Sabrang “Simbah itu tenanan dalam segala hal” ini bisa kita artikan bahwa lingkar pandang, jarak pandang, dan sudut pandang problem hidup menjadi alternatif pemikiran untuk melakukan segala aktivitas yang kita jalani.

Kalau boleh meyakini secara batiniyah Maiyah dan Mbah Nun adalah anugrah yang diberikan oleh bangsa ini karena banyak keragaman dan perbedaan yang menyatukan, dengan istilah lain bangsa nusantara adalah miniatur dunia. Sehingga dibutuhkan suatu penanganan yang serius untuk menjembatani anak cucunya dalam progresifitas kehidupan masa depan yang tentu banyak problem dan putaran kebingungan.

Ada pernyataan yang membuat saya merenunginya yaitu ada kalanya suatu masalah diselesaikan tidak dengan berhadapan dengan masalah itu. Bisa juga kita dengan cara berpindah fokus, memikirkan atau melakukan sesuatu yang berbeda sama sekali dan tak ada kaitannya dengan masalah itu. Simbah mengatakan semakin engkau berkenalan dengan sifat-sifat kehidupan yang hampir tak terbatas keluasannya dan tak terukur kedalamannya, semakin engkau lincah dan kreatif untuk tidak berhenti mengurung diri atau dikurung oleh ruang sempit masalah yang sedang merundungmu.

Adanya metode sinau bareng yang dikonsep Simbah membuat perjalanan pemahaman kita tumbuh menerus. Artinya bahwa dari tidak melihat menjadi melihat. Dari tidak bisa menjadi bisa. Dari tidak mau menjadi mau,” tambahnya. Persoalan lain yang menjadi problem selanjutnya adalah orang yang sudah memahami tapi enggan melaksanakan. Kesadaran akan mengubah perilaku manusianya. Artinya adalah manusia berperilaku berdasarkan tingkat kesadaran yang dia miliki. Perilaku manusia sama sekali berbeda ketika kesadarannya lebih besar. kita tidak akan melakukan dosa kalau kita sadar mati. Kenapa? Kalau kita saja bisa menyesali postingan di status WA dua hari yang lalu, ketika kita sadar akan status WA itu pasti menyesali semua perilaku kita.

Tidak akan cukup memproses ilmu dari kehidupan ini tanpa hadirnya Simbah, walaupun tidak sedang menyepelekan yang lain, bahwa Mbah Nun harus ditempatkan pada posisi yang tepat di dalam kehidupan Nusantara hati anak cucunya. Kita pegang esensi kalau pusaka harus kita simpan dalam hati terdalam. Hanya rindu terus menerus yang tak sampai pada pertemuannya.