blank

“Terimakasih kepada anak cucuku Gambang Syafaat yang telah mengingatkan ketuaan saya.” Begitulah respon Emha Ainun Nadjib (Mbah Nun) saat disambut oleh anak cucunya dengan do’a keselamatan atas ulang tahunnya yang ke 65 tahun pada tanggal 25 Mei kemarin.

Apa yang dapat kita tangkap dalam kalimat itu adalah kesederhanaan, perenungan, dan ilmu. Tidak sebagaimana perayaaan ulang tahun pada umumnya diwarnai dengan pesta dan kegembiraan palsu. Ucapan pendek itu kemudian menjadi renungan dan ilmu bagi anak cucunya yang malam hari itu hadir.

Ketika ada jamaah yang menyatakan kagum, heran, dan terinspirasi dengan Mbah Nun, karena kepadatan jadwal, seperti tidak punya waktu jeda, maka Mbah Nun mengatakan bahwa engkaulah yang menginspirasiku untuk terus bergerak.

Bulan puasa ini adalah bulan saat kita berjalan ke dalam setelah sebelas bulan yang lain kita berjalan ke luar. Di bulan ini, sebagaimana ajakan Mbah Nun adalah saat untuk merekap apa-apa yang telah kita lakukan dalam 11 bulan terakhir agar kita menemui fitalitas lagi saat menemui bulan-bulan selanjutnya. Ini adalah irama waktu tahunan.

“Telah mengingatkan ketuaan”, ini berkaitan dengan waktu. Waktu tua bisa saja waktu yang semakin sedikit, umur yang berkurang, sudo, sementara pekerjaan masih banyak yang belum selesai, itulah (munkin) yang membuat Mbah Nun terus bergerak.

Kok tidak lelah, kok tidak stress, kok tidak istirahat barang sejenak? Banyak pertanyaan muncul. Dimensi kerja dan istirahat itu bercampur menjadi satu kesatuan dalam diri Mbah Nun. Saat beliau di lingkaran maiyah, beliau sedang bekerja atau istirahat? Jika kita menganggapnya kerja kok beliau tertawa-tawa bergembira sebagaimana orang istirahat?

Berkah-berkah-berkah, semoga ilmu yang dialirkan beliau, kerja yang telah ditandangi oleh beliau berkah. Keberkahan itu jika kita yang teraliri ilmu tandang mengamalkan ilmu itu di posisi manapun, dengan cara apapun.

Mengucapkan ulang tahun bagi kami anak cucumu bukanlah perayaan karena bertambahnya usia adalah sebuah kepastian dan bukan prestasi – mampu bertahan hidup sampai usia tertentu. Ucapan ulang tahun adalah wujud syukur kami karena telah lahir manusia dari Jombang bernama Emha Ainun Nadjib yang mampu dan bersedia menjadi teman bagi kami semuanya. Selamat ulang tahun ke-65 tahun Mbah Nun. (Redaksi)

Semarang – 27 Mei 2018