Pada masa sekarang ini, kita tahu bahwa pandemi juga belum usai. Sudah hampir tiga tahun pandemi tak kunjung pergi. Bahkan malah berkembang menjadi versi terbaru, yakni omicron. Layaknya suatu teknologi, yang makin kesini makin berkembang. Tentu dengan adanya kabar pandemi versi terbaru, membuat sebagian masyarakat resah. Kekacauan yang terjadi pada awal covid-19 masih menjadi trauma tersendiri bagi semua kalangan mayarakat.
Mengeluh dengan adanya pandemi itu wajar. Karena pandemi merupakan hal baru, tidak ada yang mengharapkan hal ini terjadi. Namun, ketika pandemi mulai melanda dunia. Semua orang bingung dan panik harus melakukan apa. Seolah-olah pandemi adalah penyakit yang menyeramkan jika sampai terpapar. Oleh karena itu, banyak orang yang mengalami sakit akibat imun tubuh menurun.
Pandemi itu memang dahsyat, tak terlihat tapi mampu mengocar-acirkan semua sektor. Kendati demikian, pandemi bukan semacam virus biasa. Walaupun pandemi memang benar menyerang saluran pernafasan. Tapi bukan berarti itu hal yang remeh. Kita patut waspada dan selalu menjaga diri kita supaya tidak terpapar. Ingat, waspada itu beda dengan panik.
Justru kita harus berpikir jernih, meskipun kondisi kacau. Mengapa demikian? Karena positif thinking itu sangat diperlukan untuk menemukan solusi. Kondisi boleh kacau, tapi kita tetap tenang. Jangan sampai kekacauan pandemi membuat otak kita juga kacau. Bersikap tenang dalam setiap kondisi, memberikan efek baik pada pemikiran. Hal itu juga berdampak baik bagi kesehatan.
Adapun hikmah yang dapat kita ambil dari kemunculan pandemi. Salah satunya, kita harus belajar bersyukur atas pemberian-Nya. Pada intinya, semua ini cobaan bagi manusia. Kita dituntut untuk berpikir jernih dan tenang, agar tetap hidup dalam kondisi ketidakjelasan. Apalagi sang pencipta tidak akan memberikan ujian dibatas kemampuan manusia. Tak rasa semua orang meyakini hal ini.
Selain itu, kita diajarkan untuk jangan pantang menyerah. Karena mau tidak mau, kita juga perlu bertahan hidup. Manusia yang mampu bertahan, ialah manusia yang selalu berusaha. Apapun kondisinya, bangkit dan tetap semangat, mulailah beradaptasi dengan suasana seperti ini. Jikalau kita tak mampu melihat peluang, maka kita akan tertelan oleh dunia.
Adanya pandemi merupakan teguran dari Allah Swt, bahwa semua yang ada di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin bagi-Nya. Mungkin kita sebagai makhluk-Nya sudah mulai menjauh dari-Nya, maka dari itu Allah Swt menurunkan pandemi untuk mengajak makhluk agar kembali kejalan-Nya. Dalam hal ini, dapat dikatakan hikmah dibalik pandemi, yakni mampu menambah nilai ibadah pada sang pencipta.
Mempersoalkan pandemi memang tidak ada habisnya. Maka dari itu, marilah kita berpikir positif dalam setiap kondisi. Agar tubuh kita menjadi selalu sehat dan sistem kekebalan tubuh tetap aman terkendali. Tak perlu, mempersoalkan yang tidak jelas. Jika tidak ingin ribet dengan kondisi, setidaknya kita mampu menjaga diri kita untuk kesehatan orang lain pula.
Ingat, pandemi belum usai. Meskipun saat ini sudah mereda, bukan berarti kita bisa mengabaikan protokol kesehatan. Usahakan ketika kita keluar rumah, pakailah masker. Dan terapkan selalu prokes dalam aktivitas sehari-hari. Tetaplah jaga kesehatan untuk diri sendiri demi kemaslahatan orang lain.