blank

Om Jion, mas Asrul dan Galih, tampil untuk membuka Gambang Syafaat (25/5) di Masjid Raya Baiturrahman yang mengambil tema “Ruang Tumbuh” dengan Dzikir dan Munajat hingga Shalawat Indal Qiyam. Semoga dengan keikhlasan kita bershalawat kepada Kanjeng Nabi, kita selalu mendapatkan syafaat-Nya.

Dari menjelang Shalat Tarawih, di pelataran Komplek Masjid Baiturrahman sudah dipenuhi para jamaah, meski melewatkan di awal acara mereka terus berdatangan dari berbagai tempat. Mungkin karena rindunya ber-Maiyahan, seolah-olah mereka tidak mau melewatkan acara Gambang Syafaat pada malam itu. Bagi yang berminat membeli merchandise Gambang Syafaat juga tersedia di sebelah timur berdampingan dengan kopi gambang.

Kang Dur memegang microphone dan tampil sebagai moderator malam itu. Kemudian kang Muhajir tampil untuk membuka prolog tema “Ruang Tumbuh”. Awal mula dari kang Muhajir bahwa Allah menciptakan bumi ini untuk tumbuh bagi mahkluk-mahkluknya, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan. Yang tumbuh tidak hanya manusia. Tumbuhan, hewan dan mahkluk hidup lainnya juga ada proses ruang tumbuh. Setiap mahkluk memiliki logika tumbuhnya masing-masing, hanya saja manusia tidak mau kalah dengan mahkluk yang lain, maka di bumi ini kita tumbuh tidak hanya sendiri, melainkan makhluk di sekitar kita juga mengalami pertumbuhan. Kang Muhajir berpesan, kita harus bersyukur kepada Allah, sampai detik ini kita masih tumbuh di bumi ini. Hidup jangan digunakan untuk keserakahan, yang lebih berhak masih banyak untuk mendapatkannya, lantas lebih baik memberi kepada sesama makhluk ciptaan Allah.

Kemudian kang Ali selaku penggiat Gambang Syafaat turut bergabung dengan kang Muhajir dan kang Jion, kang Ali berangkat bersama-sama Semak sebanyak 14 orang, mereka datang karena rasa rindunya ingin nyedulur dengan jamaah Gambang Syafaat. Sedikit apa yang dijelaskan kang Ali yaitu setiap orang sebenarnya mempunyai potensi, hanya saja orang tersebut tidak mau menumbuhkan potensi yang ia miliki. Maiyah adalah ruang tumbuh yang sangat kondusif untuk bersimulasi kepada siapapun, karena simulasi itu penting untuk berpotensi terhadap diri kita sendiri. Setiap orang masih dalam status punya potensi, tapi belum bisa bertumbuh agar potensi dirinya bisa bertumbuh, maka diperlukan ruang yang tepat untuk mengeksplorasinya. Dan di Maiyah inilah tempatnya.

Kang Ali menambahkan, selama ini forum-forum seperti ini tidak ada keamanannya, karena setiap jamaah mempunyai potensi dan penjagaan masing-masing. Tak lama kemudian Mas Rizky selaku koordinator Simpul Maiyah juga penggiat Juguran Syafaat Banyumas dipersilahkan ikut bergabung diatas panggung bersama-sama. Mas Rizky sedikit menekankan bahwa disini kita datang tidak berharap kepada narasumber yang datang, yang terpenting kita hadir dan datang kesini bekerja sama untuk terselenggaranya acara hingga selesai. Maiyah adalah tempat bersimulasi menghidupkan benih-benih untuk masa depan yang akan terus tumbuh entah dimanapun berada.

Setelah itu nomor pertama dari Wakijo lan sedulur berjudul “Inna Fil Jannati” menambah suasana semakin akrab dan para jamaah pun juga turut melantukannya, lalu kang Muhajir meminta salah seorang perempuan bernama Mbak Palupi untuk naik ke panggung, dan ikut membersamai dan memaparkan terkait apa yang menjadi pembahasan pada tema Gambang Syafaat. Mbak Palupi ikut memaparkan, Allah mengatakan manusia diciptakan dari tanah itu benar, karena kita memang berisi saripati yang berasal dari tanah, yang kemudian mengalami metabolisme. Manusia itu diciptakan dari sel-sel yang terkecil kemudian tumbuh, tumbuh dan tumbuh dengan sendirinya sampai besar. Seperti bayi yang baru lahir, dia pasti akan mengalami proses pertumbuhan dengan sendirinya dan proses merangkak adalah proses yang paling penting dilalui seorang bayi.