blank

Seorang Mbak Yu yang hidup di desa dengan pekarangannya datang ke adiknya. Adiknya itu tinggal di kota kecamatan menjadi pegawai. Mbak Yu itu kangen dengan adiknya karena meskipun dekat mereka jarang bertemu. Adiknya sekarang sibuk. Sang Mbak Yu datang membawa hasil pekerangan berupa pisang. Pisang itu adalah pisang terbaik di kebunnya. Warnaya kuning besar dan panjang. Ia bawa pisang itu ke rumah adiknya dengan jalan kaki ke jalan raya kemudian naik angkot dan jalan lagi untuk sampai ke rumah Adiknya.

Ia ketemu adiknya, ia serahkan hasil bumi itu sebagai persembahan cinta. Apa reaksi adiknya? Adiknya juga terharu. Ia senang sekali kakaknya datang tetapi dia tidak menerima pisang pemberian Mbak Yu nya. Sang adik beranggapan pisang itu lebih baik dijual dan uangnya untuk biaya sekolah keponakannya. Juga alasan berdasarkan cinta.

Tetapi tidak demikian penerimaan sang Mbak Yu. Sepanjang perjalanan pulangnya dia menangis karena tanda cintanya berupa pisang ditolak. Hanya pisang terbaik untuk cinta terbaik. Sang kakak merasa miskin dan tersingkir.

Memberi itu urusan cinta. Masalah memberi itu bukan masalah kaya dan miskin. Sering kita saksikan seseorang yang secara tampilan miskin tetapi mampu memberi kepada lingkungannya lebih besar di banding orang yang terlihat berpunya.

Tradisi bersedekah itu sudah dipelihara oleh nenek moyang kita. Kita mengenal sedekah bumi ada juga sedekah laut. Jika terdengar sekilas terdengar sombong, bumi kaya, laut berlimpah harta kok disedekahi oleh manusia yang miskin? Lagi-lagi sedekah itu bukan berarti dari yang melimpah kepada yang kurang, sedekah itu ungkapan cinta. Sedekah itu semacam semangat, greget untuk mempersembahkan sesuatu kepada yang kita cintai.

Tradisi lanjutannya adalah unjung-unjung, bisanya dilakukan pada bulan Ruwah. Keluarga muda datang ke orang yang lebih tua memberikan makanan ternak yang dimiliki. Ini adalah ungkapan hormat, ungkapan kasih. Tradisi lanjutannya adalah parsel, diberikan seseorang menjelang lebaran.

Tradisi memberi ini jika tidak hati-hati bisa tergelincir pada maksud atau niat yang meruntuhkan niat awal. Jika ada udang dibalik parsel, ini yang jadi masalah. Misalnya, udang itu berupa jabatan atau jenis balikan yang lain. Butuh sikap kehati-hatian agar semangat cinta dan tetap berhenti pada cinta tetap terjaga.

Apa yang dilakukan oleh manusia-manuisa Maiyah termasuk Gambang Syafaat berkumpul setiap tanggal 25 setiap bulannya di halaman Masjid Raya adalah untuk memelihara cinta itu agar tetap utuh tidak bercabang ke niat-niat terselubung sebagaimana orang memberi parsel yang memiliki niat untuk merayu jabatan tadi. Hanya dengan semangat memberi Indonesia ini dapat diselamatkan. Di ultah ke 18 ini Gambang Syafaat memanggilmu, memanggil untuk memiliki semangat memberi. Salam.