blank

Tidak perlu tergopoh-gopoh untuk menanyakan istilah sujud kalkukasi, apakah ada tuntunannya atau tidak. Jangan juga buru buru berfikir teknisnya bagaimana. Sengaja istilah sujud kalkukasi diperkenalkan untuk ditadabburi, dielaborasi, dikalkulasi baik buruknya, disujudi capaian benar salahnya.

Kalau ada orang melakukan sujud sahwi, itu karena orang tidak yakin pada perasaannya, orang lupa berapa rokaat sholatnya. Kalau ada orang melakukan sujud syukur, itu karena orang tersebut dalam moment tertentu, menemukan kesadaran akan kesetiaan Allah yang memberi nikmat dan Rahmat kepadanya. Sedangkan sujud tilawah, orang saat membaca Alquran menjumpai ayat sajadah sehingga di sela tilawah, dia sujud.

Apakah sujud bisa berdiri sendiri tanpa kesadaran dialektis bahwa ada yang bersujud dan ada yang disujudi? Apakah sujud senada dengan jabat tangan, yang adalah peristiwa ‘dua pihak’? Bahwa ada sujud karena syukur, karena lupa, karena menjumpai ‘ayat’, itu merupakan trigger/pemantik. Apakah ada alasan, keadaan lain yang membuat kita seolah-olah disapa untuk melakukan sujud? Ada sebagian orang yang menemukan sujudnya setelah melakukan kalkulasi-kalkulasi yang mendalam. Dia mengalami ketakjuban setelah melakukan riset, melakukan perhitungan, percobaan, dan ujungnya adalah bahwa ada ‘batas yang tidak bisa ditembus’, sehingga kemudian tunduk, bersujud dengan sadar.

Sujud Kalkulasi terjadi bisa ketika pesujud melihat kedalam dirinya, bahwa dia mempunyai keterbatasan, bisa juga ketika pesujud melihat keluar dirinya bahwa ada ketidakterbatasan yang begitu agung. Tetapi perjalanan ‘kalkulasi’, menapaki jejak sains bukan tidak ada jebakan, ilmuwan-ilmuwan besar justru ada yang menjadi ateis, tidak sampai pada akhir perjalanan hakikinya yakni sujud.

Bahkan pesujud sendiri, ketika sudah pada tahap sujud, jebakan sudah menghadang, yakni mengkalkulasi sujudnya, jatuh pada kebanggaan/kesombogan. Gambang Syafaat edisi Agustus 2016, mencoba menarik garis bolak balik antara sujud dan kalkukasi, mencoba mengurai pengalaman-pengalaman para pesujud untuk menjadi ilmu.