Catatan Majelis Gugur Gunung

Majlis gugur gunung bertempat di Pengairan, Balongsari. ‘Sandal Peradaban’ cangkruk budoyo di Majelis Gugur Gunung kali itu diawali dengan pembacaan zikir Munajat Maiyah, dilanjutkan dengan pemaparan dasar tentang sandal peradaban, dimana sebelum melangkah kita harus terlebih dahulu membangun niat, setelah niat terbangun baru kita menentukan sandal mana yang akan kita pakai untuk melangkah. Yang berat dalam perjalanan ini apakah kita masih teguh memegang niat kita dalam perjalanan atau malah berbelok atau bahkan berbalik arah dari niat awal yang di bangun tadi.

Diskusi melebar, ada pribahasa yang mengatakan: tak perlu menggelar sajadah ke seluruh muka bumi, pakailah saja terompah (sandal) untuk menyusuri dunia, dengan arti bahwa sajadah ataupun sandal memiliki fungsi melindungi kaki dari duri, kotoran, kerikil dan lain sebagainya. Tapi mustahil kita mampu menggelar sajadah ke seluruh belahan dunia, yang mungkin dapat dilakukan adalah memakai sandal untuk menyusuri tiap sela penjuru dunia. Jika sajadah sebagai simbol tempat bersujud, maka sujud terbaik bukan memaksakan diri merubah semuanya dalam sudut pandang kita secara sepihak. Melainkan mengkonversi alas kaki menjadi “sajadah” langkah sebagai bentuk sujud dengan bertanggungjawab atas setiap pilihan langkahnya.

Dalam memilih sandal sendiri juga harus diteliti terlebih dahulu, apakah sandal ini benar-benar melindungi dan tetap meringankan langkah, atau malah membebani langkah sehingga kaki menjadi berat untuk melangkah, alhasil hanya diam di tempat karena berat.

Sandal ini adalah sandal keIlahian, dimana sandal ini harus benar-benar menapak di tanah, kenapa? Karena kita adalah makhluk ruh yang sedang dierjalankan di alam jasad. Jadi sandal ini harus benar-benar menapak tanah dan tidak membebani langkah, malah harus data melindungi dan meringankan langkah. Bahwa setiap sarana perbuatan adalah sandal. Kemudian apakah sandal itu dilambari dengan konsep kekhalifahan dan kesadaran mengabdi atau tidak kepada Tuhan, di situ pula letak kualitas sandalnya.

Apa itu peradaban, peradaban adalah sekumulan orang-orang yang menjaga adab dalam kurun tertentu. Ketika konsistensi menyunggi adab itu tersebut teruji dalam waktu yang lama maka terukirlah sebuah peradaban. Berbeda dengan etika, dimana etika adalah suatu kesepahaman yang disepakati bersama dalam suatu lingkup masyarakat. Wallahu a’lam. Cangkruk budoyo di Majelis Gugur Gunung ditutu dengan membaca hamdalah.

Teks: Redaksi MGG/Arif Wibowo